Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Cukup Sebagai Aku

Tidak satu kata pun terlontarkan Dari paras gagah penuh dengan kelembutan Aku tau ia sudah terlalu banyak dikecewakan Oleh orang yang dia sudah percayakan Aku melihatnya dari cermin samping itu. Wajahnya sayu, tertutup oleh basahnya hujan yang tak kunjung henti. Lantas ku tanyakan padanya ada apa. Hanya terbalaskan diam dan terus menancap gas bersama lantunan nada yang tertanam di telinga. Ia lelah, pikirku. Lelah menghadapi fakta bahwa aku, orang yang telah memberinya konfirmasi waktu untuk bisa bersamanya, justru dengan cepat menarik kembali waktu itu. Ya meskipun ia tau, bahwa aku membatalkan hal itu untuk sesuatu yang datang sekali seumur hidup. Dia pun mengalah, karena ia tau bahwa hal ini lebih penting dan baik untuk masa depan ku. Dalam dinginnya malam, ia terpikirkan hal yang tadi siang terjadi dengan pembatalan janji tersebut secara sepihak olehku. Dan ternyata, pikiran itu masih ditambah dengan berbagai hal lain yang mengganggunya, yang berhubungan denganku juga. Pro

#CeritaKembali Hari Kelima di Bulan Januari 2018

Hari ke lima dalam tahun ini menyambutku dengan angkuh. Sepertinya banyak problema yang ingin dimulai dengan ritme yang cepat. Tidak 1 atau 2, 3 kasus yang muncul hari ini cukup menggelengkan kepala... Mungkin hari ini bisa dibilang juga menjadi hari pertama aku berani menyatakan pendapatku dihadapannya. Pendapatku yang selama ini masih dianggap kekanak-kanakan, kini usia ku yang hampir menginjak angka belasan terakhir dalam hidupku membuat gebrakannya. Proses menuju kelebih dewasaan yang taakan ku sia-sia kan. Hari ini bukti kasus itu bermunculan. Walau hanya 1 bukti dari saksi, bukti tersirat lainnya pun mulai menampakkan dirinya dihadapanku yang “mulai dapat ikut campur” ini. Bergejolaknya amarah dan segala emosi yang ku pendam kini ku ungkap dalam paragraf kecil yang ku kirim padanya bersamaan dengan bukti dosanya pada kami di hariini. Begitu banyak yang ingin ku sampaikan padanya, tak cukup yang paragraf kecil itu wakilkan. Akan ku ungkap terlebih dahulu disini, jadi nanti k

#CeritaKembali Dibalik Luka Yang Terlihat Itu

Mereka bilang kamu sangat berkemungkinan tak akan lupa tentang luka. Iya, memang itu yang terjadi padamu. Sudah sering terucap ungkapan bahwa luka tak akan sepenuhnya sembuh. Kamu pun bosan mendengarnya. 2 tahun seperti terus bersembunyi. Kamu ingin berhenti sejenak mengambil napas panjang untuk tenagamu agar pulih. Dan saat kamu ingin hembuskan napas itu, ketika itu pula dinding yang seakan melindungi mu runtuh atas retakan yang terjadi waktu demi waktu. Seolah memang intensi mereka yang sengaja mempercepat rubuhnya segala penghalang. Ingin kamu salahkan dia yang membuatmu murung dalam persembunyian. Kesengajaan ataupun hanya kesenangan yang mereka dapatkan, diatas kamu yang kembali tergores lalu disiram alkohol. Dan lagi, kamu bertanya pada diri apakah harus lagi bersembunyi setelah momen naas tadi? Mereka yang kamu ceritakan mungkin hanya mengetahui permukaan dan mencoba mengerti. Tapi kamu lebih tahu bahwa goresan yang dibawanya jauh lebih dalam karena layaknya pengulangan

Adaptasi

Bukan ingin mengadu, bukan juga mau tidak mandiri. Aku memang dibantu, tapi bukan berarti aku tak mampu. Lihat mereka yang memang karena usaha sendiri, aku pun ikut merenungi. Meskipun ini menjadi awal yang baik, citra sebagai anak kecil masih melekat dengan diri. Mungkin memang ini pengalaman pertama, masih bernafaskan manis dengan hiruk pikuk yang perlu adaptasi.