Langsung ke konten utama

Pijakan Kerikil

Mungkin aku terlalu sayang
Bisa jadi aku jatuh terlalu dalam

Tapi itu yang ku lakukan ketika ku telah memilih
Resiko? Ku ambil kali ini karena ku tau dia baik

Aku terlalu banyak mimpi tentang kebahagiaan, kata mereka
Kalimat itu bisa menipu mu dan kamu akan menyesal, kata mereka

Lalu apa kalau ku berkemungkinan menyesalinya?
Ketika ku berjalan, aku mempertimbangkannya.
Setimpal kah dengan bahagia ku?

Sejauh ini, iya.

Batu kerikil berserakan dijalanan,
Sakit seakan menginjak Lego tanpa alas kaki,
Tidak ada tameng untuk menghadangnya,
Berdarahlah ketika memang terlalu tajam untuk ku jalani

Tapi, lagi, aku seakan tahu dikantongku selalu sedia obat
Penawar baik itu luka dalam, maupun irisan luar.
Perih, sangat.
Namun suatu yang cantik butuh pengorbanan,

Ya kan?

Tapi itu hanyalah dari sisi ku.

Yang sukar adalah memulihkan perasaanmu yang telah banyak terlukai,
Banyak diantara yang disebabkan oleh ku.
Tidak sedikit pula bertambah seakan aku menambah garam diatas luka
Pertanyaan ku hingga kini,
Apa bahagiamu setimpal dengan sakit yang kamu rasakan karena ku?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buah Tangan

Kala itu kita bersandiwara Bercerita hidup tak mudah dalam seketika Bunga dan Api hanya akan membawa petaka Bagi kuntum dan bara yang dihasilkannya Dua waktu, satu lokasi Bersamaan, seiring bayang yang hilang Kacamata berembun penanda dingin Hangatnya bahasa jadi penenang Mengetahui tapi enggan menyebutkan Hal tabu yang menjadi penghalang Tenaga yang dikeluarkan sia-sia kah? Meski bahagia menjadi ganjarannya. Tertandaku yang dapatkan buah tangan, 7 Juni 2018.

Loose Rope

I mourn for today, for it was my lost. And for it I kept on blaming myself, without a single solution. Hanging on a loose rope. Where both ends used to be hold on tight for dear life, and now it seems like one has let that go. If there was a day I needed you to make me feel better - or even just okay- then surely it's today. Because today, well, it has been a bad week. It was those bad days where everything feels wrong because nothing went right. Also it was one of those bad days that forms a crack. The kind of day you get bad news and know - or at least kept thinking- that more bad days lie in wait. It was one of those days you're afraid is only the beginning of whatever is going to break. But then again, as much as I hope you to, it was my fault for the bad days. Sadly enough, what victim would embrace the suspect after the deeds are done.

Tidur Malam Hari

Aku dan Kamu terpisah jarak dan budaya. Aku dan Kamu tak bisa semudah itu berbahasa Perbedaan aturan main menjadi kekangan sendiri dibatin.  Hati merindu tak dapat dilampiaskan dengan berkaca pada lagu. Asumsi dan prediksi bahwa kamu kelak berubah tentu tak dapat ditepis.  Walau begitu aku tetap mencoba tidak pesimis. Tidak hanya sekali dua kali, gangguan ini justru membuatku ikut menari.  Ingin ku terus menggapai, tapi apadaya tak sedikit yang malah melerai. Rasa yang muncul ini mungkin endhorpin sesaat. Tapi karena ini aku mendapat semangat. Yang tadi ku pikir akan datang lebih lama lagi, ternyata menjengukku tidur dimalam hari. Tulisan dalam akun tumblr pribadi, 2018.