Langsung ke konten utama

#CeritaKembali Hari Kelima di Bulan Januari 2018

Hari ke lima dalam tahun ini menyambutku dengan angkuh. Sepertinya banyak problema yang ingin dimulai dengan ritme yang cepat. Tidak 1 atau 2, 3 kasus yang muncul hari ini cukup menggelengkan kepala...


Mungkin hari ini bisa dibilang juga menjadi hari pertama aku berani menyatakan pendapatku dihadapannya. Pendapatku yang selama ini masih dianggap kekanak-kanakan, kini usia ku yang hampir menginjak angka belasan terakhir dalam hidupku membuat gebrakannya. Proses menuju kelebih dewasaan yang taakan ku sia-sia kan.


Hari ini bukti kasus itu bermunculan. Walau hanya 1 bukti dari saksi, bukti tersirat lainnya pun mulai menampakkan dirinya dihadapanku yang “mulai dapat ikut campur” ini. Bergejolaknya amarah dan segala emosi yang ku pendam kini ku ungkap dalam paragraf kecil yang ku kirim padanya bersamaan dengan bukti dosanya pada kami di hariini. Begitu banyak yang ingin ku sampaikan padanya, tak cukup yang paragraf kecil itu wakilkan. Akan ku ungkap terlebih dahulu disini, jadi nanti ketika andai kami berargumen lebih, akan ku lihat halaman iini dan menjadi dasar dialogku kelak.


Wahai kamu yang membuatku ada, kamu yang memimpin, kamu yang orang bilang sebagai raja dalam bahtera mu. Aku punya beberapa pertanyaan, akan ku awali dengan yang tersederhana.

"Seberapa bersyukurkah dirimu kini?"

Kau boleh interpretasi sesukamu. Kadang ku berfikir, bagaimana bisa seorang yang dulu “katanya” paling menyayangi ku telah tega menelantarkan dengan tak bertanggungjawab dan pergi tanpa menoleh begitu saja. Tidak kah kamu bersyukur adanya aku dan adikku? Tidak kah kamu bersyukur kami telah tumbuh sedemikian rupa? Walau katamu kami tumbuh acuh dengan mu sehingga kami lah yang menyebabkan langkah kaki mu begitu ringan ketika meniatkan diri untuk pergi kala itu. Hari ini begitu banyak informasi yang dapat ku berikan padamu sebagai tanda kurang bersyukurnya kamu pada keadaan kami saat ini.


Lagi, kurang bersyukur apa dirimu mengetahui bahwa aku masih tidak disentuh lelaki hina saat di lingkungan teman-teman ku banyak yang telah kehilangan permatanya dan dipermainkan berbagai jenis lelaki? Oh, maaf. Apa ini sedikit mengusik batinmu? Sungguh lancangnya aku. Masih kurang bersyukur apa dirimu bahwa aku tidak menyentuh alkohol dan rokok diumurku kini saat lingkunganku penuh dengan menyengatnya asap masuk ke paru-paruku dan segala miras bebas beredar di kalanganku?


Masih tidak cukup bersyukur apa dirimu ketika tahu bahwa darah dagingmu ini masih kuat untuk menghindari depresi mendalam yang kamu potensi sebabkan dari tindakanmu kini yang seenaknya memanfaatkan seorang bidadari dermawan yang sangat rela jika segala raganya habis dimakan kami si darah dagingmu disaat kamu disana menghasilkan butir-butir mutiara yang akhirnya kamu berikan pada mereka yang sekarang ingin kamu nobatkan sebagai “rumah” ?


Ku prediksi terlalu banyak alasan yang akan kau lontarkan jikalau nanti kita akan bertatap muka. Dan aku yakin, pasti, aku akan tetap bisa menyangkal segala alasanmu itu dengan rasional, tak mendramatisasi, layaknya beribu episode sinetron yang jadi “pekerjaan” mu tiap hari.

Ini sudah cukup. Aku muak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thoughts: She (still, for now) Wishes.

I depended my happiness. And, it was the Best yet Worst path I have ever took. Seems like it was just yesterday. He talked on how they might work out, How he doesn't even care how this turns out, and they agreed to not decide. Now, it looks like she has a lot on her shoulder suddenly. Like it was all on her. She would have to take responsibility, on what was theirs to make. Semester is over, But more goes into it. Them, was just not there anymore. It was not written in any books, in any poets, nor in any songs. They all said either to let go, or just don’t decide on anything. The year is almost over, But it took up more than just time for us. The clock struck one, and one went down. And on the other side, she froze. As if the clock stops ticking on her. She would not want to let go. Thousands of pros and cons had ran over her head millions of times. What she could not muster up was the talk. Also the courage to take action. She could not bear witn...

Buah Tangan

Kala itu kita bersandiwara Bercerita hidup tak mudah dalam seketika Bunga dan Api hanya akan membawa petaka Bagi kuntum dan bara yang dihasilkannya Dua waktu, satu lokasi Bersamaan, seiring bayang yang hilang Kacamata berembun penanda dingin Hangatnya bahasa jadi penenang Mengetahui tapi enggan menyebutkan Hal tabu yang menjadi penghalang Tenaga yang dikeluarkan sia-sia kah? Meski bahagia menjadi ganjarannya. Tertandaku yang dapatkan buah tangan, 7 Juni 2018.

기억해줘요 내 모든 날과 그때를

듣고있나요 나의 이 모든 얘기를 그댈 향한 내 깊은 진심을 매일 그리움 속에 그대를 불러보지만 닿을 수 없는 마음을 나도 이젠 알 것 같아요 내 안의 그대를 놓을 수 없네요 애써도 그게 잘 안돼요 마음과 반대로 밀어내려 할수록 이토록 더 아파지네요 기억하나요 나의 이 모든 얘기를 그댈 향한 내 깊은 진심을 매일 그리움 속에 그대를 불러보지만 닿을 수 없는 마음을 나도 이젠 알 것 같아요 스쳐가는 이 계절을 지나 언젠가는 멀어질 걸 아니까 더 모질게 그댈 밀어냈어요 너무 가슴이 미칠 듯 아파도 듣고 있나요 나의 이 모든 얘기를 그댈 향한 내 깊은 진심을 매일 그리움 속에 그대를 불러보지만 닿을 수 없는 마음을 나도 이젠 알 것 같아요 아무 이유 없이 눈물 나는 날에는 그댈 찾아가고 있네요 이렇게 기억해줘요 내 모든 날과 그때를 지울수록 선명해지니까 가슴 아프겠지만 그대를 보내야 해요 나를 기억해주세요 나 그대만 사랑했음을 Gummy